Jumat, 15 Februari 2013

Leading paper firm pledges to halt Indonesian deforestation

The world's third biggest paper company has pledged to halt deforestation in Indonesia, and help to restore the habitats of the rare Sumatran tiger and orangutan, following a long-running campaign by environmentalists. Asia Pulp and Paper (APP) said on Tuesday that it would end the "clearing of natural forest" across its entire supply chain, with immediate effect. From now on, it has pledged to work to preserve "high conservation value" and "high-carbon stock" forests. The move marks a major victory for green campaigners, as paper made from the pulped remains of some of the last virgin rainforests of south-east Asia has been found in products across the world, and its manufacture has contributed to the endangerment of threatened wildlife. Aida Greenbury, managing director for sustainability at APP, told the Guardian the company was keen to show an example to the rest of the industry. "It is time to stop talking and fighting – it is time for us to show real action on the ground. It is time to stop talking about climate change but address it." After a long investigation by Greenpeace, APP was found last year to have used trees that are endangered and cannot legally be logged in Indonesia in packaging for major clients. The green group traced DNA from ramin trees – native to the same habitat as the rare Sumatran tiger – to packaging in consumer products. That investigation, and similar findings, resulted in an exodus of key clients, including Xerox, Danone, KFC UK, Disney and Mattel, and a long series of complaints. At the time, the company said it would look into its supply chain more closely, but progress was slow. APP's change of heart on Tuesday was hailed by Greenpeace as a breakthrough. John Sauven, executive director of Greenpeace UK, who was in 2011 refused entry to Indonesia owing to his campaigning on the subject, said the move was "highly significant". APP is part of Sinar Mas, one of the biggest companies in south-east Asia, with interests including palm oil as well as pulp and paper. The company has long been resistant to calls from campaigners to be more transparent about its business practices, and has been accused of contributing to the massive deforestation taking place in Indonesia. But Sauven said the company was now willing to co-operate with campaigners. Scott Poynton, head of the Tropical Forest Trust, the non-governmental organisation that helped broker the deal with APP, said: "If the third-largest paper company in the world can commit to forest preservation – despite the complex social, political, economic and environmental challenges they have to navigate to do so—then any company can do it. Now, there is no excuse for companies – whether operating in Indonesia, Africa, or other forest-rich regions – to destroy forests as a consequence of feeding global demand for the goods they produce." He said that private sector companies would be key in any attempts to tackle climate change. "Deforestation has always been a primary target of efforts to slow climate change. What we've shown here is that the answer can lie in the private sector – after all, it is the private sector that cuts down trees. We've been looking in the wrong place for our solutions – the United Nations has little understanding of the forces driving deforestation – or how to influence the private sector to stop behaving in ways that harm the environment." However, APP only said it would focus on "high-carbon stock" and "high-conservation value" forest and peatlands. That could leave out swaths of forest that have already been degraded in some way, for instance by partial deforestation. Bustar Maitar, head of Greenpeace's forest campaign in Indonesia, said the company must now prove it would follow through on its pledges: "We commend APP for making this commitment to end deforestation, but it's what happens in the forest that counts and we will be monitoring progress closely. If APP fully implements its new policies it will mark a dramatic change in direction, after years of deforestation in Indonesia." Further political moves in Indonesia will be watched closely. In May this year, a two-year moratorium on deforesatation announced by president Susilo Bambang Yudhoyono in 2011 will expire. Maitar said: "We urge Indonesia's government to use the momentum of APP's move to strengthen and extend the moratorium, starting with a review of all existing forest concessions. As a matter of urgency, the government should improve the enforcement of forestry laws to help companies like APP implement their conservation policies. Only concerted action from government, industry and Indonesian civil society can finally turn the tide of extinction facing Sumatra's tigers." The spotlight will also now fall on Asia Pacific Resources International, the second biggest pulp and paper producer in Indonesia, which has not yet made such a pledge against deforestation. Greenpeace has written to the company to ask for its plans http://www.guardian.co.uk

Sabtu, 22 September 2012

Puspa Malam Temani Penikmat Malam

Bunga Wijaya kusuma (Epiphyllum anguliger) bunga cantik yang langka karena merekah cuma beberapa jam saja, makanya si bunga ini dijuluki puspa malam. Yang masih buat ku penasara dan terus mencari jawaban rasioanl kenapa bunga ini hanya mekar malam dan layu menjelang subuh? Aku pernah tanyakan hal ini ke salah satu dosen ku, Prof Maryati, guru besar pertanian di kampusku dulu, jaawabanya pun cuma simpel " Ya bunga itu memang jenis bunga yg hanya mekar malam saja" ah..dan ngak ilmiah menurut ku. Ku tanaya juga ke teman ku yang lain yosie "karena bunga tersebut sensitive terhadap suhu dan sinar matahari" Yang jelas Puspa malam memang menarik untuk diselami. Bahkan bagi kalangan sepuh khususnya yang dari tanah jawa Puspa malam ini tidak pernah lepas dari mitos. Menanti lagi kuncup-kuncup wijaya kusuma yang belum mekar di halaman rumah ku...

Selasa, 03 Juli 2012

Together Everyone Achieve More


Belajar dari kehidupan makhluk lainnya;
" Seperti semut, bisa bersama-sama dan teratur dalam berjalan dan mencari makan, semut pun bisa saling berurutan masuk kedalam lubang dan tanpa ada desak desakan"
"Seperti lebah, bersama-sama kompak membangun sarang, semakin banyak dan semakin kompak, maka semakin besar tercipta sarang dan semakin banyak pula madu yang dihasilkan"

Tuhan menciptkan makhluk hidup dengan berbagai karakter dan kelebihannya. Manusia adalah makhluk Tuhan yang diberikan lebih segala-galanya. Manusia juga dikodratkan sebagai makhluk sosial, makhluk yang bisa saling bekerja sama baik pria maupun wanita, makhluk yang bisa saling menghargai, dan berbagi.

Belajar dari semut dan lebah, Tuhan menyelipkan sifat-sifat kerja komunal kepada keduanya dan pula kepada makhluk lainnya. Ada nikmat dari segala pekerjaan yang dilakukan bersama dan untuk bersama-sama..
Tidak ada beda antara pria maupun wanita yang bisa menjadi skat untuk bekerja bersama-sama dalam mewujudkan kepentingan untuk bersama.

Tidak ada saling mendominasi, tidak ada saling menggagahi (jangan dimaknakan lain*), tidak ada saling menggurui, semua berproses, semua belajar untuk saling melengkapi dan mengisi. Bekerja sama akan memberikan hasil lebih...

Kembang Pengayoman


Katanya ;

" Isoh ndeleng joyokusumo mekar, rejeki mu lancar "
" Kalau punya bunga wijaya kusuma yang tumbuh subur dirumah, akan memberikan pengayoman keluarga"

Sudah tiga kali malam bunga wijaya kusuma di samping rumah mekar berturut-turut. Kalau lihat cuaca dan suhu sekarang sih, sudah bukan musimnya tuh tanaman berbunga.. tapi masih ada lima kuncup yang merekah 3 malam berturut-turut.

Banyak cerita tentang bunga Wijaya Kusuma. Di Jawa, pada saat penobatan raja Kasuhunan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta, harus menyediakan sesajian bunga wijaya kusuma sebagai syarat. Bunga itu di petik dengan cara ghoib dan nepi (Semedi) terlebih dahulu yang dilakukan oleh para abdi dalem jang ditunjuk.

Bagi orang jawa, Bunga wijaya kusuma memang menjadi bunga yang memiliki perlambangan agung. Keindahan bunga tersebut memang sangat memukau. Apalagi tuh bunga bisa dipandang cuma beberapa jam saja saat merekah, harus dibela-belain melek tengah malam kalau mau lihat eksotiknya tuh bunga.

Pernah ada kejadian unik 7 tahun lalu, yang mungkin sebagian menganggap tidak masuk akal, Tetangga ku,Si Paman Sekdes, dulu saat menjabat sebagai sekretaris desa, si Paman Sekdes itu hobi berjudi Nomor "Togel". Pada saat dia melintas di depan rumah 'Bulek' ku, tiba-tiba berhenti melihat beberapa kuncup wijaya kusuma, mendadak dia berbicara kepada ku dan si Bulek, bahwa malam nanti dia akan berniatan nepi nomer saat bunga wijaya kusuma akan merekah. Niatannya itu pun dijalankan,dengan berbekal kemenyan dan lilin dia menepi semalam suntuk di depan bunga wijaya kusuma, entah komat-kamit apa yang dia bacakan saat bersemedi menunggu merekahnya sang bunga. Keesokan harinya di berbicara pada ku bahwa akan pasang 4 nomor judi togel, dengan mantap dan penuh yakin bahwa nomor itu ia dapat dari hasil nepi dan akan tembus. Aku datar saja menanggapinya. Tak disangka sore harinya ada kabar menghebohkan para tetangga dan keluarga si Sekdes bahwa nomor yang di pasangnya tembus empat angka, cukup fantastis memang uang yang didapatkannya dengan modal 10 ribu dia meraup jutaan rupiah..Jiahh memang tukang judi.***jangan ditiru***

Buat ku bunga wijaya kusuma memang cukup unik, bukan karena klenik jawanya tetapi karena bentuk dan keindahannya, harumnya dan kelangkaannya, langka karena umur merekahnya cuma bertahan beberapa jam saja..
Dan tak disangkal bagi sebagian orang jawa menganggap bahwa menanam bunga wijaya kusuma ditujukan untuk pagar pengayoman keluarga..

Senin, 02 Juli 2012

Sexual Desire dalam Hedonisme Jawa

Sebuah cerita Babad Tanah Jawa, dalam Serat Pararaton;

"Ken Arok, seorang pemuda desa dari Pangkur terseret perhatian seksualnya kepada Ken Dedes. Disuatu ketika Ken Dedes turun dari kereta, tiba-tiba kain jarik yang menjadi busana penutup pangkal perut hingga ke kakinya tersingkap, terbawa angin dan nampaklah bagian rahasiannya. Pada saat itu Ken Arok tidak sengaja melihatnya, Ken Arok-pun terpukau dengan kemolekan Ken Dedes, dan menjadi bentuk kenikmatan luar biasa pada diri Ken Arok".

Hegemoni seksual merupak bentuk hedonisme Jawa yang halus. Pada dasarnya, orang jawa adalah termasuk komunitas yang gemar mencari kesenangan (pleasure istilah londone). Pada kisah raja-raja masa lampau, seorang raja memiliki selir banyak, sebuah perwujudan prilaku hedonistik. Pada masa lampau banyak Wong cilik wanita jawa sengaja datang ke keraton untuk ngalap berkah kepada darah raja, tidur dan berhubungan badan dengan tujuna untuk mendapat keturunan trah keraton. Pengusa (pria) mendominasi seks pada kisah-kisah Babad Tanah Jawa. Dorongan seks telah terhegemoni oleh kekuasaan subordinatif. Dan bentuk sikap ngalap berkah sebetulnya lebih bermuara pada sexual desire.

Hegemoni seksual pun tergambar pada bangunan-bangunan candi di Jawa, nampak terlihat pada ornamen di candi Borobudur. Bentuk-bentuk penciptaanya merupakan sebuah simbol mistis seksual yang hebat. Bukan hanya bangunan candi, perwujudan lainya pun juga tercipta pada mantra-mantra jawa seperti Aji Asmaragama dan aji-aji lain yang kesemuanya merupakan paham hedomisme Jawa.

---nulis rodok serius--

Subuah Cerita Antara JUDI dan POLTAK

Cerita dari negeri Amarta ;
Namanya Yudistira atau Puntadewa. Merupakan sulung dari lima bersaudara Pandawa. Kakak tertua dari Werkudara alias Bima, Arjuna atau Janaka, serta si Kembar Nakula dan Sadewa alias Pinten dan Tangsen.

Yudistira adalah raja di negeri Amarta. Ia terkenal jujur, sabar, baik hati serta welas asih. Ia juga memiliki kesaktian yang sangat luar biasa barkat ajian Jamus Kalimas...ada. Yudistira memiliki hobi berjudi, hobi yang sangat kontradiktif dengan sifat dan kepribadiannya. Sampai demikian akut gila judinya, bukan hanya takhta yang dipertaruhkan, tetapi juga adik-adik dan istrinya, Drupadi.
Meski memiliki hobi judi, dalam kesehariannya baik memimpin negeri maupun berjudi Yudistira selalu jujur.

Cerita dari negeri Antahbrantah ;
Namanya SuBaYana, merupakan pemimpin di negeri Antahbrantah. Dia bertahta hampir satu windu dan tinggal beberapa tahun lagi dia harus melepaskan takhta kepemimpinannya kepada rakyat.

SuBaYana memiliki hobi bernyanyi dan bersolek. Keunikan dari kedua hobinya adalah, pada hobi bernyanyi dia piawai dalam bersenandung dan mencipta syair-syair lagu. Hobinya itu tergambar pada sikap, serta tindak tanduknya dalam berbicara kepada para rakyat, tuturnya sangat manis dan berwibawa, Namun para rakyat di negeri Antahbrantah masih ragu dengan kejujurannya, karena di negeri Antahbrantah yang dipimpinnya telah dilanda krisis kepercayaan dan keserakahan harta dan takhta yang kian merajalela, dan rakyat pun mengangap Sang SuBaYana gagal dalam menyelesaikannya.

Hobi SuBaYana yang ke-dua sangat menguntungkan dalam mempertahankan takhtanya, hobi bersolek dia lakukan setiap hari untuk selalu melihat kondisi mukanya pada saat terlihat kusam ia akan memolesnya dengan taburan-taburan ramuan yang bisa kembali membuat menarik perhatian. Hobi bersoleknya-pun ia terapkan dalam proses memimpin takhta di negeri Antahbrantah, pada kondisi namanya kusam dimata rakyat, SuBaYana memoles segala kebijakan-kebijakan dengan ramuan-ramuan yang bisa memikat hati rakyatnya dan mengembalikan dayatariknya. Polesan-polesan kebijakan di negeri Antahbrantah diistilahkan Politik Pencitraan Kusam atau "POLTAK".

Disuatu hari sang SuBaYana berbicara dengan para menteri, prajurit dan koleganya tentang niatnya menyumbangkan sebagian uang negeri Antahbrantah kepada Lumbung Artha Jagad, yang dulu pernah membantu negeri Antahbrantah saat krisis uang. Sang SuBaYana akan sumbangkan 9,4 Triliun uang Antahbrantah kepada Lumbung Artha Jagad dalam membantu menyelesaikan krisis jagad yang melanda negeri-negeri Kulon. Sang SuBaYana begitu royal kepada negeri-negeri kulon sampai kekayaan sumberdaya alam negeri Antahbrantahpun diserahkan kepada sebagian negeri-negeri kulon.

----Tulisan dikala galau----

Senin, 23 April 2012

Perubahan iklim, Mari beradaptasi

Indonesia yang berada pada lingkaran cicin api dan garis patahan bumi cenderung sering mengalami bencana seperti gempa bumi, gunung meletus dan sebagainya. Namun bencana yang terjadi pada masa sekarang lebih kompleks. Bukan hanya Indonesia, tetapi juga dunia, yaitu bencana multi efek pemanasan global dan perubahan iklim.