Senin, 02 Juli 2012

Sexual Desire dalam Hedonisme Jawa

Sebuah cerita Babad Tanah Jawa, dalam Serat Pararaton;

"Ken Arok, seorang pemuda desa dari Pangkur terseret perhatian seksualnya kepada Ken Dedes. Disuatu ketika Ken Dedes turun dari kereta, tiba-tiba kain jarik yang menjadi busana penutup pangkal perut hingga ke kakinya tersingkap, terbawa angin dan nampaklah bagian rahasiannya. Pada saat itu Ken Arok tidak sengaja melihatnya, Ken Arok-pun terpukau dengan kemolekan Ken Dedes, dan menjadi bentuk kenikmatan luar biasa pada diri Ken Arok".

Hegemoni seksual merupak bentuk hedonisme Jawa yang halus. Pada dasarnya, orang jawa adalah termasuk komunitas yang gemar mencari kesenangan (pleasure istilah londone). Pada kisah raja-raja masa lampau, seorang raja memiliki selir banyak, sebuah perwujudan prilaku hedonistik. Pada masa lampau banyak Wong cilik wanita jawa sengaja datang ke keraton untuk ngalap berkah kepada darah raja, tidur dan berhubungan badan dengan tujuna untuk mendapat keturunan trah keraton. Pengusa (pria) mendominasi seks pada kisah-kisah Babad Tanah Jawa. Dorongan seks telah terhegemoni oleh kekuasaan subordinatif. Dan bentuk sikap ngalap berkah sebetulnya lebih bermuara pada sexual desire.

Hegemoni seksual pun tergambar pada bangunan-bangunan candi di Jawa, nampak terlihat pada ornamen di candi Borobudur. Bentuk-bentuk penciptaanya merupakan sebuah simbol mistis seksual yang hebat. Bukan hanya bangunan candi, perwujudan lainya pun juga tercipta pada mantra-mantra jawa seperti Aji Asmaragama dan aji-aji lain yang kesemuanya merupakan paham hedomisme Jawa.

---nulis rodok serius--

1 komentar:

  1. Opo bedane antara sexual desire karo sex appeal:D

    BalasHapus